Kalau ada panitia dan sponsor yang berminat, pada suatu hari Markesot ingin tampil dalam pertandingan melawak melawan Kiai Haji Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. “Sama-sama bintang pemakan nasi, apa yang saya takutkan pada cucu K.H. Hasyim Asy’ary,” , tentang Markesot, “Bahkan saya berani melahap godhong kates mentah-mentah, berani makan silet, beling atau kalau perlu gado-gado campur paku...” “Gus Dur juga berani!” Markenyut memotong, “Wong makan ulama saja dia berani kok!” “Huss!!!” bentak Markesot, “Jangan ngawur . Gus Dur memang saya jamin tak berani makan beling, soalnya ndak mungkin ketua Tanfidziyah NU berlaku seperti Jaran Kepang. Gus Dur juga pasti kalah lomba lawak sama saya, karena sebagai tokoh nasional dia tidak bisa menuturkan lawakan-lawakan yang ndlodog atau saru. Kalau saya ‘kan bebas. Wong saya Cuma kepala gerombolan mbambung ...! Tetapi bagi Markesot, Gus Dur memang adalah kolega ...
Komentar
Posting Komentar