Bukan Piala Yang Di Gilir, Tapi Piala Yang Menggilir

Oleh: Emha Ainun Nadjib Jelaslah sudah, sekarang kenapa Markesot terlambat kawin. Mampuslah dia. Makin lama dia makin jadi 'oom-oom' makin jadi 'bapak-bapak', padahal tak ada keluarga bersamanya. Kalau pagi harus bangun sendiri, membenahi tempat tidur sendiri, melipat sarung dan selimut, kemudian ini yang paling celaka, harus masak air sendiri dan ngracik kopi sendiri. Belum lagi kalau sakit, siapa yang menyayangkan, tangan halus mana yang memijit-mijiti tenguknya sambil bertanya: "Mas mau dibeliin buah atau makanan apa gitu...?" Kalau pas musim pancaroba begini lolak-lolok-lah Markesot sendirian di biliknya. Kethap-kethip, ngitung gendeng.. . Salahnya dia tak punya kesiapan untuk menjadi manusia modern, menjadi lelaki modern, menjadi suami modern! Markesot itu ndeso . Kuno dan mungkin kolot. Bisanya hanya kawin sama bayi. Biar bayi itu diciumi orang lain waktu diajak dolan ke rumah tetangga atau dibopong-bopong orang lain ketika diajak ke...