Kata Caknun Tentang Ucapan Selamat Natal
Penulis: Ansori
Perihal boleh tidaknya mengucapkan selamat Natal bagi kaum Muslim kepada umat Kristiani masih saja menjadi perdebatan. Hampir setiap menjelang Natal, di masyarakat hadir diskusi tentang hukumnya mengucapkan Natal. Media sosial juga tak kalah ramai dengan hal tersebut. Ini juga menjadi perhatian seorang budayawan, Cak Nun.
Emha Ainun Nadjib, yang akrab di sapa Cak Nun meyebutkan jika ucapan selamat Natal itu adalah sebuah bentuk kemesraan antar manusia.
“Apa salahnya mengucapkan ‘selamat Natal’? Itu kan merupakan bentuk kemesraan kita kepada sesama manusia,” ujarnya.
Bagi ulama yang juga seniman ini, mengucapkan selamat kepada umat Kristen itu tidak bisa juga diterjemahkan sebagai bentuk kesetujuan kita. Meski tidak setuju kita masih boleh menunjukan nilai-nilai kemesraan sebagai sesama manusia.
Menurut Cak Nun tidak salah bagi seorang Muslim untuk memberikan upacapan selamat hari raya Natal kepada kaum Kristiani. Menurutnya, itu merupakan sebuah bentuk hubungan yang wajar antar sesama manusia dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Mengucapkan selamat natal kepada kaum Kristiani dijelaskan juga tidak akan merubah sedikitput kadar keimanan seorang muslim karena keduanya merupakan sebuah hal yang berlainan
Suami Novia Kolopaking ini memberikan contoh bahwa kita bisa tetap hadir ke sebuah undangan acara pernikahan seseorang yang sebenarnya kita tidak suka. Itu sebagai bentuk rasa cinta kasih sesama manusia.
Cak Nun menegaskan setuju atau tidak setujunya kita pada sebuah pilihan orang lain bukan serta merta membuat kita tidak menjalin hubungan dengan orang tersebut.
Mengucapkan selamat Natal bagi Cak Nun adalah sebagai sapaan kemesraan, untuk tetap bisa saling menghargai dan mencintai tanpa harus menjadi yang kita sapa.
Pendiri group musik Kiai Kanjeng ini menjelaskan bahwa seseorang tidak berubah menjadi golongan lain hanya karena sapaan atau berada di lingkungan lain. Cak Nun dengan canda khasnya menganalogikan dengan gaya becanda bahwa seseorang tidak lantas jadi kambing hanya karena berada di kandang kambing.
“Sama halnya jika kita menyapa kambing dengan mengucapkan ’embek’. Apakah lantas kita menjadi kambing? Tidak! Kalau kita masuk ke kandang kambing, bukan berarti kita lalu ikut jadi kambing. Kita kan hanya menyapa. Dan, menyapa itu harus dengan bahasa mereka,” katanya.
Cak Nun memang terkenal dengan gaya dakwahnya yang penuh canda dan menggunakan bahsa-bahasa yang gampang dimengerti oleh khalayak yang awam sekalipun.
Sukai halaman Facebook
Sukai halaman Facebook
Komentar
Posting Komentar