ETOS KERJA ILAHIYAH
Bekerja juga ibadah |
Etos kerja ilahiyah
Sang Amir berkata: siang dan malam hari dan jiwaku bermaksud sungguh-sungguh melayani Allah. Tapi karena tanggung jawab pada pekerjaanku, aku tidak punya waktu untuk beribadah.
Rumi menjawab: tanggung jawabmu itu juga merupakan pekerjaan yang dilakukan demi Allah. Karena kamu bekerja untuk menciptakan kedamaian dan keamanan bagi negerimu. Kamu korbankan dirimu, hartamu, waktumu sehingga hati beberapa orang akan terangkat begitu damai untuk mematuhi kehendak Allah.
Ini adalah pekerjaan yang bagus, Allah telah mendorongmu untuk melakukan kerja semacam itu, dan kecintaannya yang besar terhadap apa yang kamu lakukan adalah bukti Rahmat Allah. Jika kecintaanya pada pekerjaan melemah, akan menjadi pertanda anugerah yang di tolak, karena Allah hanya membimbing mereka yang layak melakukan sikap sikap yang benar yang akan berdampak pada peningkatan derajat spiritual.
Rumi kemudian memberikan contoh sebuah bak mandi yang panas. Panasnya berasal dari bahan bakar yang terbakar. Seperti jerami kering, kayu bakar, atau tulang hewan dll.
Dengan cara sama Allah mengunakan penampakan luar setan dan kejahatan, meski ini di maksudkan untuk menjernihkan dan mensucikan.
Seperti bak mandi, laki laki atau wanita yang terbakar oleh kegigihan bekerja menjadi tersucikan dan menjelma kemanfaatan bagi semua orang.
Maulana Jalaludin Rumi dalam karya monumental fihi ma fihi menggambarkan proses tercerahnya spiritualitas, justru dalam proses kerja. Satu hal yang selama ini di anggap terpisah, kerja adalah dunia , ibadah adalah akhirat.
Dalam proses kerja ternyata manusia mampu mendapatkan pembakaran spiritualitas. Sehingga setiap keringat yang menetes telah melahirkan pembersihan. Dan oleh karenanya penyucian jiwa selayaknya laku 'abid yang beribadah siang dan malam.
Kunjungi Facebook
Komentar
Posting Komentar